Kegiatan Kerangka Sampel Area (KSA) dilaksanakan setiap bulan pada rentang
waktu di minggu ke 4 atau 7 hari terakhir setiap bulannya. Seperti bulan-bulan
sebelumnya pada akhir bulan Juni ini petugas turun ke lapangan berjibaku
kembali ke area persawahan, tegalan, dan ladang. Survei KSA merupakan inovasi pengukuran luas
panen dalam rangka perbaikan data produksi tanaman pangan yang melibatkan BPS,
Kementerian Pertanian, Badan Informasi Geospasial, BPPT, Badan Pertanahan
Nasional, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Dengan metode KSA
diharapkan mampu memperbaiki metode pengumpulan data luas panen yang didasarkan
pada hasil pandangan mata petugas pengumpul data (eye estimate) sehingga mampu
menjawab penyediaan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung
perencanaan Program Ketahanan Pangan Nasional. Dengan metode KSA diharapkan
data luas panen menjadi lebih akurat dan tepat waktu. Melalui informasi fase
amatan KSA juga dapat diketahui perkiraan panen sampai beberapa bulan ke
depan. Tentunya ini sangat bermanfaat untuk pemerintah dalam menentukan
kebijakan program pangan nasional.
Dalam
kegiatan KSA di Kabupaten Minahasa Tenggara terdapat 26 segmen KSA Padi dan 48 segmen
KSA Jagung. Setiap pencacah akan melakukan pengamatan fase pertumbuhan padi dan jagung di setiap sub segmennya. Fase pertumbuhan tanaman terdiri dari vegetatif
awal, vegetatif akhir, generatif, panen, persiapan lahan, puso, lahan sawah dan
bukan lahan sawah. Pendataan petugas menggunakan aplikasi berbasis andorid, yaitu
aplikasi KSA untuk menentukan fase tumbuh dan akan mengambil gambar dengan
aplikasi tersebut dan langsung di upload di server KSA, sehingga penentuan fase
tumbuh tanaman oleh petugas dibuktikan juga dengan gambar visual. Jadi petugas
harus betul-betul mendatangi lokasi pengamatan.
Dalam situasi Pandemi Virus Corona (Covid-19)
data KSA dianggap sangat penting karena digunakan dalam memperkirakan ketersedian
data pangan. Badan
Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperingatkan
mengenai kemungkinan adanya ancaman
krisis pangan dunia. Dampak dari penyebaran virus Corona (COVID-19) yang saat
ini sudah melanda hampir di seluruh Negara di dunia secara langsung maupun
tidak langsung akan sangat mengganggu proses produksi pangan dunia. Kelangkaan
pangan ini akan memaksa negara-negara di dunia untuk lebih mementingkan
kebutuhan pangan dalam negerinya. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada
pola distribusi pangan secara global di seluruh dunia. Selama masa pandemi ini
hampir seluruh negara sangat selektif pada keluar masuk arus barang dan manusia
guna memperkecil peluang penyebaran COVID-19, tidak terkecuali Indonesia.
Semoga
pendataan KSA bulan Juni berjalan lancar dan petugas KSA senantiasa diberikan
keselamatan dan kesehatan.